Tempatnya Berita Menarik, MotoGP, Sepak Bola, Artikel Pengetahuan, Download Film dan Game, Tutorial Internet, Software, Hardware, Grafis dll.

Breaking

LightBlog

Popular Posts

Friday 6 March 2009

Rookie of the Year MotoGP 2009 Mungkin tanpa Persaingan


Beruntunglah Mika Kallio, Niccolo Canepa, dan Yuki Takahashi. Di saat MotoGP sedang krisis peserta, mereka masih bisa masuk menjadi pembalap baru.

Tapi, beda dari tahun lalu, persaingan untuk meraih gelar rookie of the year (pendatang baru terbaik) tampaknya tidak akan berlangsung sengit. Bila musim lalu ada Andrea Dovizioso, Alex de Angelis, dan Jorge Lorenzo, musim ini gelar itu tampaknya bakal otomatis milik Mika Kallio.

Pembalap Finlandia yang tergabung di Pramac Ducati itu bukan hanya paling senior (26 tahun), dia juga paling berpengalaman (lama menuai pengalaman di kelas 125 dan 250 cc).

Bahkan mungkin, gelar rookie terbaik itu sudah bisa diserahkan sebelum lomba pertama diselenggarakan di Qatar, 12 April mendatang.

Hasil uji coba perdana 2009 di Sepang, 5-7 Februari lalu, sudah menunjukkan itu. Dalam uji coba di Malaysia tersebut, hanya Kallio yang terlihat kompetitif. Dia bahkan mampu menyaingi para senior.

Meski memakai motor Ducati privateer, Kallio masuk sepuluh besar catatan waktu terbaik di Sepang. Masih jauh dari Casey Stoner, andalan utama Ducati di tim utama Ducati Marlboro, tapi lebih baik dari Nicky Hayden, mantan juara dunia 2006 yang kini mendampingi Stoner di Ducati Marlboro.

Dengan hasil itu, para bos Ducati pun yakin Kallio bisa tampil baik ketika musim 2009 berlangsung nanti. ''Kami suka Mika dan kami suka gaya dia membalap di kelas 250 cc dalam beberapa tahun terakhir. Kami punya harapan tinggi pada dia,'' kata Claudio Domenicali, CEO Ducati Corse. ''Pendekatannya terhadap motor kami sejauh ini positif. Hasil uji cobanya juga baik. Jadi, kami punya ekspektasi tinggi,'' tegasnya.

Kallio sendiri tak mau berpuas diri dulu. Dia mengaku masih belum ''menyatu'' dengan Ducati Desmosedici, yang selama ini dikenal punya karakter liar.

''Saya masih belum punya feeling baik dengan motor ini, khususnya dari bagian depan. Saya suka mengerem sedekat mungkin dengan tikungan, dan saya butuh banyak dukungan dari bagian depan. Kami telah mencoba banyak solusi, tapi kami masih mencari solusi yang lebih baik. Kalau saya paksa, saya masih gampang melebar,'' tuturnya.

Sama seperti pengendara Ducati lain, Kallio mengaku juga punya masalah dengan bagian belakang yang pumping (naik turun tak terkendali) saat keluar dari tikungan.

Kallio berharap bisa menemukan solusi pada uji coba berikutnya di Qatar, 1-3 Maret mendatang. Sebab, kalau ketemu, dia bukan hanya mendominasi gelar rookie, tapi juga bisa mengejutkan barisan elite MotoGP.

Sementara Kallio sudah menatap target lebih tinggi, Canepa dan Takahashi bisa dibilang masih dalam tahap ''belajar''.

Canepa, yang masih berumur 20 tahun, bahkan masih mencari posisi duduk yang pas. Sebab, dalam uji coba di Sepang, dengan motor Pramac Ducati yang sama dengan Kallio, dia masih 16 km per jam lebih lambat di trek lurus!

''Tentu saya belum puas. Melihat catatan waktu dan data (di Sepang), kami mendapati bahwa saya mampu bersaing dengan (Kallio) di separo sirkuit. Namun, kami kehilangan begitu banyak waktu di dua trek lurus terakhir dan tikungan terakhir,'' ungkap Canepa, yang musim lalu sudah menimba ilmu sebagai test rider Ducati. ''Saya mungkin harus mengubah cara saya duduk. Sebab, top speed saya 16 km lebih rendah dari Mika. Itu beda yang sangat besar,'' tegasnya.

Sedangkan Takahashi mengaku masih mencari limit kemampuan pada motor Scot Racing Honda-nya. ''Saya mencoba menggunakan sebanyak mungkin waktu (dan kesempatan) untuk mendapatkan rasa percaya diri dengan motor Honda ini. Kami telah bekerja dengan baik, dan saya mulai memahami bagaimana cara menyetel motor ini. Tapi, saya masih butuh waktu lagi untuk mencapai batas kemampuan yang sebenarnya,'' papar pembalap 24 tahun itu.

Masalah bagi Takahashi, andai dia mampu mencapai limit, motor RC212V-nya mungkin tetap tidak kompetitif. Sebagai pembalap privateer, dia mendapat motor dengan spek ''bawah''. Sudah bukan rahasia, untuk menghemat biaya, Honda membatasi putaran mesin privateer-nya hingga hanya 18.200 rpm. Itu jauh di bawah motor utama Honda yang bisa mencapai 19.000 rpm.

Dari situ saja, kecepatan Takahashi pasti sudah pas-pasan. Belum lagi kalau dibanding motor-motor pabrikan lain, khususnya Ducati dan Yamaha. Bahkan Suzuki mungkin sekarang sudah lebih garang -indonesianracing.com

No comments:

Post a Comment

Facebook

LightBlog